Cerita Tentang Kehidupan Masa Lalu Atau Lebih Keren di sebut Reinkarnasi
16.35 // 0 comments // Goed@Ng-KL // Category: Cerita Reinkarnasi/Past Life , Women in Topics //- Sebuah Cerita Reinkarnasi/Kehidupan Masa Lalu (Past Life) Cathrine
Catherine, adalah salah satu pasien Dr. Weiss, di mana pada saat terapi berumur kurang lebih 30-an. Dia datang ke kantornya dengan gejala yang akut termasuk takut diserang dan selalu gelisah. Selama setahun dengan pengobatan tradisional psikoterapi dari Dr. Weiss tidak menghasilkan kemajuan apa-apa. Ia merasa takut jika berada di ruangan tertutup dan menolak pengobatan dengan cara yang lain. Dengan segan, Catherine akhirnya setuju dengan terapi dihipnotis.
Dr. Weiss merasa kondisi Catherine mungkin berhubungan dengan ingatan di masa kecilnya. Dia percaya apabila Catherine dapat mengingat kejadian ini di bawah pengaruh hipnotis akan menyembuhkan masalahnya dan akan membebaskannya dari ingatan buruknya. Meskipun Catherine telah mengingat kembali ke masa kecilnya, ia masih belum sembuh juga. Oleh karena itu, Dr. Weiss memutuskan untuk mundur lebih jauh dari masa kecilnya. Selama salah satu sesi terapi yang dilakukan dalam pengaruh hipnotis, Dr. Weiss memintanya: "Kembali ke waktu saat kejadianmu ini pertama kali muncul."
Di luar dugaan, Catherine berkata, "Saya melihat sebuah tangga putih di udara menuju ke sebuah bangunan berpilar. Di depan sangat luas dan lapang, dan tanpa atap. Saya mengenakan rok panjang, sejenis jubah terbuat dari bahan yang kasar. Rambut pirang saya terkepang." Dr. Weiss tidak dapat menghubungkan apa-apa dengan infomasi ini dan terus menanyainya tahun kapan terjadinya dan siapa namanya pada saat itu. "Aranda, umur delapan belas tahun. Pada tahun 1863 SM. Tanahnya tandus, panas dan pasir ada di mana-mana. Ada sebuah sumur dan kering. Air mengalir dari pegunungan ke lembah."
Catherine telah kembali ke zaman kira-kira 4.000 tahun yang lalu di Timur Tengah. Namanya berbeda dan penampilannya berbeda dengan sekarang. Ia mengingat lokasi, pakaian dan hiasan pribadi dan detail kehidupan sehari-harinya sampai menjelang kematiannya akibat banjir, di mana anaknya terlepas dari pelukannya. Ia malahan mengingat setelah kematiannya, jiwanya melayang dekat badannya. Tidaklah mengagetkan selama pengobatan ini, Catherine telah mengingat dua kehidupan sebelumnya. Satu dari kehidupannya sebagai seorang pelacur di Spanyol di abad 18, dan kedua sebagai seorang wanita di Yunani di zaman sebelum masehi. Dr. Weiss sampai tercengang dengan kejadian ini. Dia tahu bahwa Catherine bukanlah seperti seseorang yang menderita kepribadian ganda dan ia tidak dalam pengaruh obat-obatan. Dr. Weiss menemukan bahwa selama proses hipnotis ia seperti dalam keadaan mimpi. Yang paling berarti ialah kesehatan Catherine tambah baik.
Selama sesi terapi berikutnya, Catherine mengingat lebih dari 10 kehidupan. Ia mengingat seluruh kejadiannya, termasuk ketakutan dan kebahagiaan yang mengatur kebiasaannya sekarang. Catherine dapat menerima, mengerti dan menaklukkan kebiasaan buruknya sekarang, pelan-pelan semua ketakutannya menghilang dan mendapatkan kebahagiaan. Selama dalam keadaan dihipnotis, Chatherine juga menyadari bahwa seseorang yang pernah ada dalam bagian kehidupan di masa lalu juga ada dalam kehidupan yang lain, termasuk di kehidupannya sekarang. Sebagai contoh, Dr. Weiss pernah menjadi gurunya, pacar yang dikawininya, dan Dr. Weiss pernah membunuhnya selama perang antarsuku, ketika ia lahir sebagai seorang laki-laki. Hubungan di antara kehidupan ini bukanlah sesuatu yang menyenangkan satu dengan yang lainnya.
Dr. Weiss belajar lebih banyak selama sesi PRL dengan Catherine dan mendapatkan pengertian yang dalam dari misteri keberadaan manusia. Catherine mengingat kembali menjelang kematiannya, jiwa prima-nya akan selalu melayang-layang di atas tubuhnya, dan kemudian oleh "seberkas sinar yang penuh kasih" kembali ke alam mistik. Selama sesi ini ia juga berhubungan dengan pengawas roh. Makhluk yang telah maju tingkatannya ini dapat berkomunikasi dan mengirim pesan spiritual kepada Dr. Weiss melalui Catherine.
Saat jiwa prima-nya meninggalkan tubuhnya ia menuju ke suatu sinar spiritual yang dikenalnya. Ini adalah pesan yang disampaikan ke Dr. Weiss: "Ayahmu ada di sini, dan juga anakmu, dia masih kecil. Ayahmu mengatakan kamu seharusnya mengenalinya; namanya adalah Avrom dan anak perempuanmu memperolah nama darinya. Dia meninggal karena penyakit jantung. Jantung anakmu juga sangat penting, karena ia berlawanan, sama seperti jantung ayam. Dia sangat menderita demi kamu karena dia mencintaimu. Rohnya datang dari tingkatan yang sangat tinggi, dan kematiannya telah membayar utang kedua orang tuanya. Dia juga ingin kamu tahu bahwa obat-obatan hanya efektif pada batas tertentu, yang mana adalah sangat-sangat terbatas."
Dr. Weiss bagaikan disambar petir di siang bolong. Catherine tidak mengenalnya dengan baik, dan ia tidak mengetahui sama sekali tentang keluarganya. Kesedihan yang sangat besar seumur hidupnya adalah saat kematian kelahiran anak pertamanya, hanya 10 hari setelah kelahirannya. Kondisi jantungnya mengancam kehidupannya dan kondisi ini hanya terjadi pada kelahiran satu dari sepuluh juta. Di saat kelahirannya, anaknya didianogsa mendapat penyakit jantung ini. Dia meninggal 23 hari kemudian. Ayah Weiss meninggal karena myocardial infarction. Namanya adalah Avrom. Anak perempuan Weiss lahir 4 bulan kemudian setelah kematian ayahnya Weiss, dan namanya adalah Amy untuk mengenang ayahnya Weiss. Dikarenakan Catherine dan Dr. Weiss tidak mempunyai hubungan pribadi, ia tidak mungkin mengetahui masalah ini. Dr. Weiss terperanjat. Siapa yang telah memberitahukan informasi ini? Karena itu, dia menanyai Catherine: "Siapa di sana? Siapa yang memberitahukanmu?" "Master itulah." Jawabnya dengan lembut, "Master spiritual itulah yang memberitahukanku semua ini. Mereka juga memberitahukan kepadaku bahwa saya pernah hidup di dunia ini sebanyak 86 kali."
Selama dalam kondisi ini, Catherine mengerti dan belajar lebih banyak dibandingkan seumur hidupnya sebagai manusia. Bahkan, keragu-raguan Dr. Weiss perlahan-lahan hilang dan kepercayaannya tentang reinkarnasi semakin kuat. Perawatan Catherine dan pengobatan yang berikutnya telah menimbulkan kesan yang sangat dalam pada Dr. Weiss. Dia kemudian menjadi orang yang percaya dengan perawatan cara psikologi melalui PRL. Dr. Weiss dan banyak dokter yang lain yang menggunakan PRL untuk mengobati pasiennya menemukan bahwa perasaan takut dan penyakit lebih sering bukan berasal dari kehidupan sebelumnya. Persiapan dan pengarahan pasien via PRL ke kehidupan sebelumnya ditemukan adanya dampak positif dari proses kesedihan. Jadi, pasien dapat mengerti apa yang ada di belakang penyebab pola kebiasaan yang kurang baik itu dan dapat mengubahnya. Beban yang melekat pada jiwanya terangkat dan tidak akan mempengaruhi lagi pada keberadaannya sekarang.
Empat tahun setelah sesi terapi tersebut, Dr. Weiss mempunyai keberanian yang cukup untuk mengambil risiko akan kehilangan statusnya sebagai orang berpendidikan dengan menulis buku pertamanya tentang reinkarnasi dan memberitahukan kepada orang-orang tentang adanya kekekalan jiwa. Selama beberapa tahun ke depan, ia mengobati beberapa ratus pasien dengan terapi kilas balik. Para pasien berasal dari berbagai tingkatan sosial dan mempunyai latar belakang kepercayaan yang berbeda. Dr. Weiss menerbitkan sebuah buku yang memerinci sejumlah kasus, Though Time into Healing. Penerbit mengatakan, "Dr. Weiss menulis buku ini berdasarkan pengalaman kliniknya yang luas. Dia membangun teknik percobaan waktu untuk psikoterapi, mengungkapkan bagaimana kilas balik ke kehidupan masa lalu menyediakan terobosan yang diperlukan untuk mengobati pikiran, badan dan jiwa. Dr. Weiss akhirnya menunjukkan bagaimana dekatnya kematian dan pengalaman keluar dari raganya membuktikan adanya keberadaan kehidupan masa lalu.
- Sebuah Cerita Reinkarnasi dari Negeri Cina
Cerita ini dimulai pada jaman Dinasti Song Utara (960-1127 Sesudah Masehi). Karena seringnya kalah dalam perang dengan Kerajaan Liao, Dinasti Song Utara akhirnya menandatangani perjanjian damai Tanyuan dengan Liao. Di dalam perjanjian ini, Song Utara setuju untuk membayar upeti dalam jumlah besar kepada Liao setiap tahunnya. Akibatnya, Song Utara harus menarik pajak yang tinggi kepada rakyatnya, menyebabkan rakyat menjadi semakin miskin. Rakyat Song, terutama yang tinggal di perbatasan antara Song dan Liao, mengalami kesengsaraan yang amat sangat sepanjang tahunnya. Kerajaan Liao justru mencapai puncak kejayaannya pada periode ini.
Pada masa itu, saya bereinkarnasi menjadi seorang putri di Kerajaan Liao yang bernama Tianxing Putri Tianxing ini memiliki kepribadian yang galak dan mudah tersinggung. Seorang guru tua bela diri mengajari Putri Tianxing sejak ia masih kecil. Sebelum gurunya berpisah dengannya, ia memberikan sebuah pedang pusaka yang dapat membelah besi menjadi dua. Gurunya memberi tahu putri bahwa ia tidak pernah boleh membunuh seseorang yang tidak bersalah. Ketika gurunya meninggalkannya, ia baru berumur 20 tahun. Untuk mencarikannya seorang suami, ayahnya telah melewati banyak kesusahan. Ia mencari banyak kandidat supaya putrinya dapat memilih, tetapi putri Tianxing tidak mau menikahi salah satunya. Sang putri juga merasa murung jika membahas tentang rencana perkawinannya.
Suatu hari putri Tianxing mendapat sebuah mimpi di mana seorang terpelajar yang tampan berkulit langsat menyanyikan sebuah puisi kepadanya, ”Kapan musim semi merekah dan bulan musim gugur berakhir? Berapa banyak kemewahan yang seseorang dapat nikmati sepanjang hidupnya? Ribuan tahun lewat dengan cepat. Ketika seseorang baru mencapai karirnya dan ketenaran, ia telah menjadi tua dan sekarat. Di mana seseorang dapat mencari keabadian? Hanya melalui kultivasi seseorang baru dapat menjadi dewa!” Segera putri merasa dekat dengan orang ini. Ketika putri baru akan mendekati dan menyapanya, pelajar itu segera lenyap. Putri merasa kaget dan terbangun dari mimpinya.
Setelah terbangun dari mimpinya, ia melihat dayang-dayangnya semua sedang tertidur. Putri menyalakan lampu dan memeriksa wajahnya yang cantik di kaca tembaga. Meskipun ia tidak diperkenankan keluar dari kamarnya sepanjang hari, ia bukan seorang yang berpenampilan lesu dan kurus, ia kelihatan sangat sehat dan cantik. Tetapi karena sesuatu hal, ia merasakan tidak ada yang nyata. Waktu mengalir bagaikan sungai. Bagaimana mungkin ia mempertahankan kemudaan dan kecantikan untuk selamanya? Sang putri memikirkan tentang mimpinya dan mulai merasa murung. Disamping itu, ia merasa kesulitan mencari sesorang yang dicintainya. Tiba-tiba ia merasakan niat yang kuat untuk meninggalkan istana. ”Saya mau pergi dari sini dan mencari takdirku sendiri.” Ia memutuskan untuk segera pergi karena ia tahu ayahnya tidak akan menyetujuinya. Ia menulis surat kepada ayahnya. Dikatakannya, ”Tianxing akan meninggalkan rumah malam ini. Ayah, maafkan saya karena tidak pamit lebih dahulu. Saya harus pergi sendiri mencari Fa Buddha. Saya akan membebaskan diri saya dari reinkarnasi yang tidak terhitung dan selamanya menjauhi dunia manusia yang kotor. Ketika saya mencapai kesempurnaan, saya akan kembali dan menyelamatkan orang tuaku!”
Setelah ia selesai menulis surat, putri Tianxing menghapus air mata dari wajahnya. Ia menaiki kuda dan meninggalkan ibukota dengan pedang pusakanya. Pagi harinya, dayang-dayang putri tidak menemukan sang putri dan segera melapor kepada raja. Setelah membaca suratnya, raja menangis tersedu-sedu. Butuh waktu cukup lama bagi ratu untuk menghibur raja. Akhirnya raja berkata dengan yakin, ”Bahkan jika Tianxing tetap bersama saya, kita harus juga berpisah setelah beberapa waktu. Jika ia sungguh dapat mencari Fa Buddha yang dapat membebaskannya dari siklus reinkarnasi, bukankah itu lebih baik? Sejak ia masih kecil, ia tidak pernah tertarik pada konflik dunia untuk mendapatkan kekuasaan. Sungguh hal yang tepat ia meninggalkan istana. Ia akan menjalani kehidupan yang tenang. Saya merasa tenang selama ia gembira. Ia mahir dalam seni bela diri. Kemana pun ia pergi, tidak akan ada seseorang yang dapat mengambil keuntungan darinya.” Setelah hampir sepuluh tahun putri meninggalkan istana, kedua orang tua Tianxing meninggal dunia.
Setelah Tianxing meninggalkan ibukota, ia melanglang buana selama hampir dua minggu hingga suatu hari ia pergi ke suatu gunung yang tinggi yang disebut Gunung Daqing. Ia ingat bahwa ayahnya pernah mengatakannya ketika mereka berbincang-bincang bahwa ada sekumpulan penjahat di atas Gunung Daqing. Menurut ayahnya, ketua dari kelompok penjahat ini bernama Kong Xin. Ia sangat mahir dengan pedang, tetapi ia orang yang bodoh. Karena itu ia gagal mengenali mata-mata dari Dinasti Song yang menyamar menjadi penjahat dan masuk ke dalam gengnya. Mata-mata itu memancingnya ke suatu tempat dekat Dunhuang dan membuatnya terbunuh. Sekarang geng penjahat itu tanpa pemimpin.
Sementara putri memikirkan tentang percakapan dengan ayahnya, segerombolan penjahat turun dari gunung. Ketuanya adalah seorang laki-laki yang besar,tegap dengan wajah merah. Dengan palu raksasa di tangannya, ia menghadangnya dan berkata. ”Nona, berikan semua uang anda dan saya akan mengampunimu. Jika tidak, saya akan menghantammu sampai berkeping-keping dengan paluku.”
“Sesukamu! Saya akan menghajarmu jika engkau berani!” Tianxing mencabut pedang pusakanya dan menunjukkan sikap tidak takut. Setelah beberapa jurus, Tianxing membelah palu raksasa orang tersebut menjadi dua.
Tianxing menaiki kudanya dan baru akan meninggalkannya ketika orang tersebut memberi hormat kepada Tianxing dan berkata, ”Tunggu sebentar. Bisakah saya membicarakan sesuatu denganmu?” “Kamu dapat langsung bicara.”
“Saya kira anda pasti pernah mendengar bahwa kita tidak mempunyai pemimpin sekarang. Sekarang saya telah melihat kemampuanmu dalam seni bela diri, saya yakin anda adalah seorang ksatria wanita dengan berjiwa keadilan. Maukah anda menjadi pemimpin kami? Kami bersumpah mematuhi perintahmu.” Karena ia tidak mempunyai tujuan, Tianxing setuju menjadi pemimpin mereka. Sejak saat itu, Tianxing menjadi ketua dari penjahat-penjahat tersebut.
Selama sepuluh tahun kemudian, Tianxing dan penjahatnya banyak membunuhi pejabat pemerintah yang korup dan orang kaya yang bejat. Mereka menegakkan keadilan bagi banyak orang. Tetapi bagaimanapun jayanya kehidupan penjahat, mereka mencabut banyak nyawa. Rakyat sekitarnya memberi Tianxing julukan ahli pedang wanita dengan pedang pusaka. Pada waktu senggangnya, Tianxing sering berpikir, ”Saya meninggalkan istana untuk mencari Fa Buddha, tetapi takdir membawa saya menjadi penjahat! Astaga! Kapan saya akan pernah menemukan latihan kultivasi yang saya impikan siang dan malam?!”
Dua hari kemudian ketika Tianxing dan para penjahatnya sedang menikmati arak dan daging, seorang penjahat yang bertugas jaga melaporkan, ”Ada enam orang yang melewati gunung. Mereka kelihatannya bukan pejabat korup maupun orang kaya yang bejat. Apakah kita harus menghadang mereka?”
Tianxing memerintahkan, ”Lakukan seperti biasanya. Mengapa ragu?”
Setelah beberapa saat, penjahat itu melapor kembali kepada Tianxing, ”Kami membunuh hampir semuanya kecuali seorang terpelajar. Ia meminta kami tidak membunuhnya sampai ia telah mengatakan tiga hal kepada pemimpin.”
Tianxing berkata, ”Siapa dia kiranya berani unjuk gigi sebelum kematiannya? Bawa ia kemari, saya mau melihat tampangnya.”
Segera orang tersebut dibawa dalam keadaan terikat. Tianxing berpikir, ”Saya sepertinya pernah melihatnya di suatu tempat.” Tetapi ia tidak punya waktu untuk membayangkannya. Ia memelototi orang tersebut dan berteriak, ”Saya mendengar anda punya sesuatu untuk dikatakan kepada saya sebelum kami membunuhmu. Cepat bicara.”
Pelajar itu tidak kelihatan takut sama sekali. Ia memberi tahu Tianxing, ”Saya dengar engkau diberi julukan wanita pemain pedang dengan pedang pusaka. Tetapi sekarang setelah bertemumu, saya tahu bahwa itu adalah palsu.”
Tianxing merasa sangat tersinggung. Ia bertanya, ”Apa maksudmu?”
Seseorang yang mempunyai jiwa keadilan yang sejati tidak akan pernah membunuh orang yang tidak bersalah. Anda bahkan tidak bertanya siapa saya atau apa pekerjaan saya sebelum memutuskan untuk membunuh saya. Bukankan itu tindakan membunuh dengan semena-mena?
Tianxing membalas, ”Baik. Biar saya tanya kamu sesuatu. Mengapa anda berpergian dengan orang-orang tersebut?”
“Nama saya adalah Li Pengfei. Saya berasal dari Liandong. Saya telah belajar sejak saya masih kecil. Kemudian saya bertemu guru yang mengajarkan saya bagaimana untuk memulai latihan kultivasi. Ia menyuruh saya untuk pergi ke Gunung Jiuhua untuk mencari seorang kultivator Buddha yang agung untuk membebaskan saya dari lingkaran reinkarnasi selamanya. Dalam perjalanan ke Gunung Jiuhua, saya bertemu dengan pejabat pemerintahan dan orang kaya, jadi kita berjalan bersama. Sekarang giliran saya untuk bertanya kepada anda. Pertama, kapan anda akan berhenti membunuhi orang? Kedua, apakah anda merasa terkekang di dunia manusia? Ketiga, apakan anda tahu hukum surga bahwa dewa akan menghadiahi perbuatan baik dan menghukum perbuatan jahat dan bahwa kenyataannya dewa dan Buddha sedang mengamatimu di mana saja?”
Tianxing merasa sangat tertegun dengan kata-kata tersebut. Tiba-tiba ia teringat akan mimpi mengenai si pelajar tersebut. Ia berpikir, ”Apakah orang ini yang berada dalam mimpi saya?” Ia melepaskan ikatannya dan memerintahkan pengikutnya untuk melepaskannya.
Malam itu ia tidak dapat tidur. Ia terus terpikir tentang apa yang harus dilakukan terhadap hidup, perkawinan dan cita-citanya. Satu hal yang terus menghantuinya adalah bahwa ia telah banyak membunuh orang selama sepuluh tahun sebagai pemimpin penjahat. Sekali ia memulai latihan kultivasinya, apakah masa lalunya akan menjadi halangan baginya? Disamping itu, ia telah membentuk karakteristik yang tidak baik selama menjadi pemimpin para penjahat. Dapatkah ia dapat menghilangkan kebiasaan buruknya selama masa kultivasinya pada hidup ini? Ia terus memikirkan tentang hal ini dan tidak dapat tidur.
Pada hari berikutnya, ia mengakui kekhawatirannya pada Li Pengfei. Pengfei memberitahunya, ”Adalah boleh selama anda mulai memiliki pikiran dan perbuatan-perbuatan baik. Buddha hanya melihat hati. Ada pepatah Tiongkok kuno mengatakan, ”Adalah suatu kebaikan terbesar dari semuanya untuk mengetahui kesalahan-kesalahanmu dan belajar dari kesalahan-kesalahanmu.” Fa Buddha memiliki kekuatan untuk melenyapkan pikiran-pikiran yang diperoleh dan membawamu kembali ke jati diri sejati. Disamping itu, anda telah melupakan saya. Saya akan tinggal bersamamu. Jika anda mengalami kesulitan-kesulitan di dalam latihan kultivasimu, kita akan saling bertukar catatan kultivasi dan memecahkan masalahnya bersama!”
Melihat Pengfei, seorang yang memiliki jiwa yang budiman, Tianxing mulai mengaguminya. Ia pikir, ”Akan sangat menyenangkan mencari Fa Buddha bersama orang ini. Lagipula, ia sangat pandai menulis puisi. Aku tidak akan merasa bosan dengannya.” Ia dengan yakin mengatakan kepada Pengfei, ”Mulai sekarang, jika kamu gagal memperlakukan saya dengan baik, anda harus menjawabnya pada pedang pusakaku.” Pengfei berkata, ”Saya tidak berani mengancammu. Selama engkau tidak bertengkar atau meledak, saya akan sangat berterima kasih!” Mereka bercakap-cakap dan tertawa beberapa saat. Kemudian Tianxing memanggil para penjahat dan mengadakan pengaturan untuk mereka. Kemudian mereka berdua menikah dan meninggalkan gunung.
Ketika mereka tiba di kaki Gunung Jiuhua, mereka mulai menanyakan ke semua orang yang mereka temui mengenai kultivator Buddha yang agung. Mereka terus menanyakan dari kaki sampai ke puncak gunung, tetapi tidak ada seorangpun yang mengetahui keberadaan kultivator semacam itu. Hari mulai gelap, maka mereka bermalam di asrama Buddha yang ditinggalkan di puncak gunung. Sampai hari ini, saya masih mengingat kejadian tersebut seperti kemarin! Cahaya Buddha turun dari langit dalam berbagai warna pelagi. Cahaya yang menyenangkan bersinar menembus kabut pagi. Suatu pemandangan yang sangat indah dan kudus. Belas kasih Buddha menerangi seluruh dunia! Mereka merasa sangat gembira dapat menyaksikan kejadian yang luar biasa tersebut.
Sesuatu yang lebih istimewa muncul. Dalam cahaya Buddha tersebut muncul Buddha besar! Ia sangat anggun dan berwibawa. Dengan bunga lotus emas di kakinya, Buddha berpergian kemana saja. Ia menyelamatkan umat manusia dengan belas kasih yang tak terhingga. Ia menampakkan dirinya di hadapan para kultivator sejati untuk memberikan mereka petunjuk! Pasangan tersebut cepat-cepat berlutut dan memberi hormat berulang-ulang kepada Buddha. Buddha raksasa tersebut hanya berkata satu hal kepada mereka, ”Rajinlah berkultivasi dan anda akan mendapatkan buah status.” Kemudian Buddha menghilang bersamaan dengan cahaya Buddha.
Pasangan tersebut berpelukan dan mengucurkan air mata! Tidak pernah mereka mengira mendapat kesempatan langka untuk bertemu Buddha raksasa dan menyaksikan kejadian suci tersebut! Mereka berpikir, ”Kita pasti telah mengumpulkan banyak kebaikan dari hasil reinkarnasi masa lalu!” Mulai saat itu, mereka tinggal di atas gunung dan memulai latihan kultivasinya. Ketika mereka tidak memiliki Fa Buddha guna menuntun mereka ke tingkat kultivasi berikutnya, mereka diberikan petunjuk di dalam mimpinya guna menaikkan tingkatnya. Setelah berkultivasi selama 30 tahun, saat mereka sedang bermeditasi pada sore hari ketika tiba-tiba mereka mendengar musik dari Fa Buddha turun dari langit. Kemudian banyak bunga-bunga transparan turun dari langit. Bunga-bunga tersebut kelihatan cukup menyenangkan. Mereka mulai mengambang. Tubuh mereka menjadi transparan dan penuh keagungan. Mereka melihat Buddha raksasa lagi yang tersenyum kepada mereka. Sebuah kursi yang terbuat dari bunga lotus dan burung Bangau yang indah terbang menuju mereka.
Tianxing menaiki bunga lotus dan Pengfei menaiki punggung burung Bangau. Mereka terbang ke angkasa. Awan-awan berwarna-warni menemani mereka ke angkasa. Mereka akhirnya membebaskan diri mereka dari lingkaran reinkarnasi!
Epilog Ini adalah intrepretasi baru dari pepatah Tiongkok kuno yang mengatakan,”Bahkan para penjahat mempunyai kode etik dalam perbuatan.” Tidak peduli apa yang telah kita lakukan pada masa lalu atau seberapa banyak perbuatan jahat yang kita lakukan pada masa lalu, kita akan bisa mencapai kesempurnaan selama kita rajin di dalam latihan kultivasi kita. Reinkarnasi saya dalam cerita ini merupakan ilustrasi yang tepat.
Translated from: http://www.zhengjian.org/zj/articles/2005/9/18/33891.html http://www.pureinsight.org/pi/articles/2005/10/3/3374.html
Related posts :
0 comments for this post
Followers
Categories
- Alat Kontrasepsi (KB)
- Asian Models
- Batik of Indonesia
- Become Success Parents
- Berpikirlah Seribu Kali Jika Anda ....
- Cerita Reinkarnasi/Past Life
- Cinta Masakan Nusantara
- Costumes
- fantasy wear
- Gaya Seleb Indonesia
- Hair Loss in Women
- How Find Your Dream Dress
- Perawatan Wanita
- Ramalan
- Style of Sex
- Supermodels
- Tips Langsing
- Tips Sehat
- Wanita Cantik Dalam Bikini
- Wanita Dalam Kebaya
- Wanita Dalam Pakaian Bikini
- Wanita dan Kesehatan
- Women in Fashion
- Women in Magazine
- Women in Style
- Women in Topics
- Womens and Hair
- Womens and Skins (Perawatan Kulit)
- Womens ang health
- Womens in Acne Medicine
- Womens in Fashion
- Womens in Style of Art
- Womens in Swimsuit
Arsip Blog
-
▼
2009
(185)
-
▼
September
(9)
- Cerita Tentang Kehidupan Masa Lalu Atau Lebih Kere...
- Tips To burn 500 calories per day.
- Ternyata Teh Hijau bermanfaat bagi tulang, sebagai...
- Cara Membuat Rambut Anda Ikal Seksi Ala Naomi Watts
- Tips Mudik Lebaran bagi Ibu-Ibu Hamil dan Menyusui
- Mudik Lebaran bersama si Kecil
- Seputar Manfaat Blueberry
- Healthy skin with Deep Sleep.
- Awassss...!!! Gempa...Gempa... Gempa..!!!! Gempa H...
-
▼
September
(9)
- 2008 - 2009 SimplexDesign. Content in my blog is licensed under a Creative Commons License.
- SimplexPro template designed by Simplex Design.
- Powered by Blogger.com.